Rabu, 28 Maret 2012

AKULTURASI KEBUDAYAAN

AKULTURASI KEBUDAYAAN

Akulturasi adalah proses dimana sikap dan / atau perilaku orang-orang dari satu budaya yang dimodifikasi sebagai hasil dari kontak dengan budaya yang berbeda. Akulturasi menyiratkan pengaruh timbal balik di mana unsur-unsur dua budaya berbaur dan bergabung. Telah dihipotesiskan bahwa agar akulturasi terjadi, beberapa persamaan budaya relatif harus ada antara memberi dan budaya yang menerima.Sebaliknya, asimilasi adalah proses penyerapan budaya kelompok minoritas ke dalam tubuh budaya utama. Dalam asimilasi, kecenderungannya adalah untuk kelompok budaya yang berkuasa untuk menegakkan penerapan nilai-nilai mereka daripada campuran nilai. Dari sudut pandang praktis mungkin sulit untuk membedakan antara akulturasi dan asimilasi, karena sulit untuk menilai apakah orang bebas atau tidak bebas untuk memilih satu atau aspek lain dari budaya."Identitas etnis" istilah kadang-kadang digunakan dalam hubungan dengan akulturasi, tetapi dua hal harus dibedakan. Konsep akulturasi penawaran luas dengan perubahan sikap budaya antara dua budaya yang berbeda. Fokusnya adalah pada kelompok bukan individu, dan bagaimana minoritas atau kelompok imigran berhubungan dengan masyarakat dominan atau host. Identitas etnis dapat dianggap sebagai satu aspek dari akulturasi di mana kekhawatiran dengan individu dan bagaimana mereka berhubungan dengan kelompok mereka sendiri sebagai subkelompok masyarakat yang lebih luas.
Akulturasi adalah konsep yang kompleks, dan dua model yang berbeda telah membimbing definisi: model linier dan model dua dimensi. Model linier didasarkan pada asumsi bahwa identitas etnis yang kuat tidak mungkin di antara mereka yang terlibat dalam masyarakat arus utama dan akulturasi yang pasti disertai oleh melemahnya identitas etnis. Atau, model dua dimensi menunjukkan bahwa baik hubungan dengan budaya tradisional atau etnis dan hubungan dengan budaya baru atau dominan memainkan peran penting dalam proses. Dengan menggunakan model dua dimensi, JW Berry telah menyarankan bahwa ada empat kemungkinan hasil dari proses akulturasi: asimilasi (gerakan menuju budaya yang dominan), integrasi (sintesis dari dua budaya), penolakan (penegasan kembali budaya tradisional), atau marjinalisasi (keterasingan dari kedua budaya). Demikian pula, Sodowsky dan Plake telah menetapkan tiga dimensi akulturasi: asimilasi, bikulturalisme (kemampuan untuk hidup di dua dunia, dengan penolakan tidak), dan ketaatan terhadap tradisionalitas (penolakan dari budaya dominan).
The "akulturasi" istilah pertama kali digunakan dalam antropologi pada akhir 1800. Awal studi ditangani dengan pola di Indian-Spanyol asimilasi dan akulturasi di Amerika Tengah dan Selatan, konsekuensi dari kontak antara suku-suku asli Amerika dan kulit putih, dan studi budaya Haiti sebagai turunan dari Afrika Barat dan pola Perancis. Semakin pentingnya akulturasi telah diakui dalam ilmu sosial, sosiologi, psikologi, epidemiologi, dan kesehatan masyarakat.
Akulturasi merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur asli dari kedua kebudayaan tersebut. Contohnya adalah akulturasi kebudayaan Hindu-Budha. Pengaruh kebudayaan Hindu hanya bersifat melengkapi kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Perpaduan budaya Hindu-Budha melahirkan akulturasi yang masih terpelihara sampai sekarang. Akulturasi tersebut merupakan hasil dari proses pengolahan kebudayaan asing sesuai dengan kebudayaan Indonesia.Berbeda dengan asimilasi dan sintesis. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
      
       Penyebab akulturasi dapat beraneka ragam, antara lain yaitu :


1.        1. Bertambahnya dan berkurangnya jumlah penduduk yamg ada di setiap negara 
2.         Adanya revolusi yang terlalu cepat
3.         Masalah yang timbul antar masyarakat 
4.         Adanya perubahan alam atau siklus
5.        Adanya peperangan
6.        Adanya pengaruh budaya dari kebudayaan asing atau luar.

     


Hasil dari akulturasi Hindu-Budha dalam beberapa bidang :

1.      1.  Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta.
2.      2.  Bidang Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.
3.      3.  Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota kelompok lainnya. Ketika pengaruh Hindu-Budha masuk maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara turun-temurun. Raja dianggap sebagai keturunan dari dewa yang memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan kepala suku.
4.  Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan. Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai mengenal budaya baca dan tulis, dan masih banyak lagi.

Contoh lain hasil akulturasi yang masuk ke Indonesia adalah :
1.          Angpaw (Negeri Cina) 
2.          Hallowen (Eropa) 
3.          Thanks Giving (Eropa) 
4.          Valentine (Eropa)
5.        Dll


Tidak ada komentar:

Posting Komentar